Tebarkan Iman dengan Cinta, Ubah Dunia dengan Prestasi, Dan Jadikan Hidup Penuh Arti....

Full width home advertisement

My Stories

Post Page Advertisement [Top]



Miqot di Bir Ali
Perjalanan dari Madinah Ke Makkah memerlukan waktu sekitar 5 jam, hampir sama seperti ke Jeddah, karena memang Jeddah dan Makkah letakknya bersebelahan. Kami berangkat dari Madinah setelah Ashar menuju kota Makkah dengan sudah mengenakan pakaian ihrom. Tapi kami mampir dulu di Masjid Bir Ali, yaitu tempat miqotnya jamaah umroh yang dari Madinah. Di masjid ini kami shalat sunah ihram 2 rakaat kemudian dzikir dan berdoa sekaligus niat untuk ibadah umroh. Jika niat umroh sudah dilakukan, maka mulai berlaku larangan-larangan selama umroh, yang mana jika dilanggar akan dikenai Dam (denda). Selama perjalanan menuju umroh, sebenarnya disunahkan untuk memperbanyak bacaan talbiyah. Karena mungkin perjalanannya cukup panjang, jadi tertidurlah kami di dalam bus.

Tiba di Makkah sekitar pukul 21.30 yang bertepatan dengan waktu pulang jamaah setelah shalat isya, sehingga bus kami sempat terhadang oleh rombongan orang-orang yang pulang menuju hotelnya masing-masing. Kami menginap di hotel “Manar Azhhabi 2” yang jaraknya cukup jauh dengan Masjidil Haram, kurang lebih sekitar 1 kilometer. Setelah check in dan membawa koper ke kamar yang beranggotakan 5 orang, Pukul 23.00 kami berangkat ke Masjidil Haram dengan berjalan kaki. Sesampainya di sana, kami langsung shalat jama’ qashar maghrib isya.  

Ibadah umroh

Melihat Ka’bah secara langsung memang terasa beda dengan melihatnya melalui foto atau video. Ada rasa kepuasan yang berbalut dengan rasa syukur dan takjub yang luar biasa. Ka’bah yang biasanya hanya kita niatkan sebagai qiblat saat shalat, akhirnya berada persis di depan kita. Ribuan jamaah berputar mengelilingi ka’bah untuk tawaf. Rombongan kami pun masuk ke dalam ribuan jamaah tersebut. Posisi Ka’bah pada saat tawaf adalah di sebelah kiri tubuh kita dan perputarannya berlawanan arah jarum jam. Perhitungan putaran tawaf dimulai dari lampu hijau yang sejajar bersebrangan dengan hajar aswad. Setiap putarannya ada doa – doa khusus yang dibacakan dan jika sudah selesai, maka memperbanyak zikir. Kami berjalan berputar berdempetan sesama anggota rombongan umroh kami agar tidak terpisah satu sama lain. Jamaah laki – laki mengelilingi jamaah perempuan untuk melindungi mereka dari benturan badan jamaah lain. Orang –orang Asia Tenggara, yang termasuk Indonesia, memang memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan negara lainnya, sehingga kita harus berhati-hati dan juga sabar ketika tawaf agar tidak jatuh terdorong.

Di balik ritual tawaf ini ternyata ada makna yang berkaitan dengan sains di dalamnya. Ada ilmuwan yang mengatakan bahwa Bumi yang berotasi pada porosnya dan mengelilingi matahari ini berpusat pada Ka’bah. Rotasi bumi dengan planet – planet lain terhadap matahari adalah berlawanan dengan arah jarum jam. Matahari pun berotasi mengelilingi tatasurya berlawanan dengan arah jarum jam. Bahkan jika kita perhatikan lagi, sirkulasi darah dalam tubuh kita serta perputaran atom yang merupakan inti dari suatu zat pun seperti itu. 7 Putaran merefleksikan 7 lapisan bumi dan langit yang mana Ka’bah berada dipusatnya. Subhanallah.. ternyata alam semesta beserta seluruh ciptaan-Nya memang berjalan sesuai dengan hukum Allah. Tawaf  berfungsi untuk menjaga keseimbangan bumi. Bila diperhatikan, orang – orang yang tawaf tidak ada habisnya, hanya ketika shalat 5 waktu saja aktifitas ini dihentikan. 

Tawaf itu sendiri ada 2 macam, yaitu tawaf wajib dan Sunnah. Tawaf wajib adalah tawaf yang dilakukan pada saat umroh dan memang harus mengenakan pakaian ihrom. Sedangkan tawaf Sunnah adalah tawaf yang bisa dilakukan sewaktu-waktu tanpa harus mengenakan pakaian ihrom. Setiap waktunya memang selalu ramai dengan jamaah yang tawaf. Bahkan sampai beberapa saat sebelum shalat 5 waktu, masih ada saja orang yang tawaf disaat shaf shalat sudah dibentuk mengelilingi Ka’bah. 

Jamaah umroh yang sedang Sa'i
Jika tawaf sudah selesai 7 putaran, maka kita shalat Sunnah 2 rakaat kemudian berdoa sejenak sambil menghadap ka’bah. Selanjutnya kita melakukan Sa’I, yaitu lari-lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwah. Bukit – bukit ini sudah dimodifikasi oleh pemerintah Arab Saudi agar para jamaah nyaman dalam melakukan sa’i. Bukit-bukit ini sudah menjadi satu bagian masjidil Haram, dimodifikasi menjadi bangunan yang beratap, beralas keramik, berdinding, serta dibangun menjadi 2 lantai. Apalagi terpasang AC dan tersedia air zam-zam pula. Berlari dari shafa ke marwah dihitung satu kali, kemudian dari marwah ke shafa dihitung satu kali, begitupun seterusnya sampai 7 kali lari bulak-balik. Di setiap putaran lari tersebut ada do’a-do’a khusus yang dibacakan serta memperbanyak zikir. Jarak antara shafa dan marwah sekitar 394,5 meter. Bila dibandingkan dengan tawaf, sa’i ini lebih melelahkan. Hitung saja jaraknya itu dikalikan 7, berapa kilometer tuh? Dalam sa’i ini, kita bebas melakukannya dengan berjalan atau berlari, tetapi pada saat sampai di lampu hijau, maka dianjurkan untuk lari-lari kecil sampai lampu hijau yang selanjutnya. Tapi ga kaya orang lomba lari juga kali… 

Tawaf dan sa’i sudah dilakukan, maka yang terakhir harus dilakukan adalah tahalul, yaitu mencukur rambut. Mencukur rambut yang diwajibkan adalah 3 helai rambut, dan bagi lak-laki disunahkan untuk dicukur habis atau botak. Tapi kalo mau cukur habis (botak), ga harus saat itu juga, boleh dilakukan lain waktu selama masih berada di Makkah. Bagi yang ingin melakukan umroh yang kedua, disarankan untuk mencukur botaknya setelah umroh yang kedua itu, karena kalo sudah dicukur habis duluan, umroh yang kedua tahalulnya gimana? Rambut manalagi yang mau dicukur? Haha…

Depan masjid Ji'ronah
Dalam setiap program umroh yang ditawarkan jasa travel biasanya umroh yang dilakukan sebanyak 2 kali, umroh pertama diniatkan untuk diri sendiri sedangkan yang kedua boleh diniatkan untuk orang lain. Orang yang boleh dibadalkan umrohnya adalah orang yang sudah meninggal dan orang yang lumpuh atau dalam keadaan kritis yang memang badanya tidak bisa digerakkan ataupun tidak sadarkan diri yang tidak ada harapan untuk sehat kembali. Jadi, meskipun sudah kakek nenek tua renta tidak bisa dibadalkan umrohnya. Tapi jangan khawatir,,, bagi orang – orang tua seperti itu, yang sudah lemah dan tidak kuat untuk umroh, di sana tersedia jasa kursi roda beserta orang yang mendorongnya. Mulai dari jasa antar jemput ke masjid – hotel, tawaf, dan sa’i. Tapi memang biaya jasanya tidak murah.

Bagi jamaah umroh yang berasal dari Madinah, maka miqotnya di Masjid Bir Ali seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Sementara bagi jamaah umroh yang berada di Makkah, maka miqotnya di Masjid Ji’ronah yang terletak di sebelah timur laut kota Makkah. Umroh kedua kami dilakukan setelah ziarah ke tempat-tempat bersejarah, pada hari ke tiga di Makkah. Jika pada umroh pertama dilakukan pada malam hari, maka umroh yang kedua ini kami lakukan di siang hari. Pada saat itu panasnya mencapai 40oC.  Awalnya ku berpikir bahwa tawaf kali ini akan kepanasan dan lebih melelahkan lagi karena panasnya begitu terik. Tapi ternyata tidak, banyaknya kipas angin yang dinyalakan dan lantai keramiknya yang adem, sedikit mengurangi rasa panas pada siang itu, biarpun tetep keringetan juga…


Masjidil Haram
  
Masjid ini merupakan masjid terbesar di dunia. Bagaimana tidak, karena masjid ini merupakan destinasi utama seluruh kaum muslimin di dunia untuk melengkapi rukun agamanya bagi yang mampu baik dari segi fisik ataupun ekonomi. Bahkan sampai saat ini masjid ini terus dalam masa pembangunan untuk perluasan dan penambahan kapasitas jamaah yang berkunjung ke sana. Pada saat kami berkunjung ke sana, memang masih pekerjaan rekonstruksi dan renovasi masjid yang membuatnya terlihan berantakan pada beberapa area masjid. Tapi itu sama sekali tidak mengganggu ibadah umroh ataupun shalat.


Berada di Masjidil Haram ini lebih membingungkan daripada di Masjid Nabawi. Pintu – pintunya sangat banyak dan arsitektur bangunannya pun mirip-mirip. Saat pertama kali berkunjung ke sana pun aku sempet nyasar bersama beberapa orang rombongan karena terpisah dari rombongan yang didampingi oleh Pembina umroh. Bukan hanya mencari jalan pulang, tapi juga mencari sandal ayahku yang lupa ditaro di rak mana, haha… jadi lebih baik alas kaki diplastikin trus dibawa aja kemana-mana.

Fasilitas di masjid ini umumnya sama dengan Masjid Nabawi seperti plastik sandal, kursi lipat kecil dan air zam-zam gratis. Ya memang sumber air zam-zamnya ada di situ. Ada pula perpustakan umum Masjidil Haram untuk para jamaah. Karena lantainya yang bertingkat-tingkat, tersedia juga escalator untuk naik / turun antar lantai. Takjil bagi yang berpuasa pun disediakan. Oh iya, di waktu-waktu tertentu toko-toko makanan disekitar Masjidil Haram sering membagikan makanan dan minuman gratis loh.. untuk bersedekah pun sama, yaitu dengan waqaf quran dan memberi uang ke petugas kebersihan atau petugas air zam-zam.

Pintu Utama Masjidil Haram
Di Masjidil Haram ini memang lebih ramai dan padat dari masjid Nabawi. Satu jam sebelum shalat 5 waktu pun sudah sangat padat dan beberapa pintu masuk mulai ditutup oleh Askar Masjidil Haram. Askar itu adalah petugas keamanan yang ada di Masjidil Haram. Secara Bahasa, askar itu artinya prajurit atau tentara, jadi mereka adalah tentara-tentara yang bertugas menjaga keamanan masjid. Jika ingin shalat 5 waktu di sana, setidaknya 1 jam sebelumnya harus sudah berangkat dari hotel, karena memang sangat padat. Pernah pengalaman sekali berangkat dari hotel pas adzan ashar, dan akhirnya, belum sampai pelataran Masjid saja sudah tidak bisa masuk. Banyak orang yang shalat di jalan-jalan. Akhirnya berdiri diam saja sambil menunggu shalat jamaah selesai, seteleh banyak jamaah yang pulang, baru deh masuk menuju masjid. Para penjaga toko yang berada di sekitaran masjid pun mereka hanya ikut shalat jamaah di depan toko mereka untuk mempermudah kembali ke toko. 

Bagi yang belum pernah ke sana, mungkin sedikit bingung, tawaf itu kapan dihentikan? Kalo mau shalat 5 waktu gimana? Yah memang tawaf itu terhenti saat shalat 5 waktu akan di mulai. Ketika sebentar lagi waktu shalat, jamaah yang sudah melakukan tawafnya akan berdiri membuat shaf di area tawaf tersebut. Kita harus berdiri diam di situ membentuk shaf dengan orang lain dan bertahan dari dorongan orang lain yang masih berkeliling untuk tawaf. Jika sudah membentuk satu shaf penuh, maka bisa duduk di situ, dan orang lain membentuk shaf baru di belakang kita. Terkadang ada juga yang mencoba nyempil-nyempil padahal shaf tersebut sudah rapat. Tempat favorit yang menjadi incaran orang-orang biasanya di dekat sisi Hajar aswad. Sampai detik-detik terakhir sebelum iqomah pun masih tetap ada saja yang tawaf dan mencoba mencuri kesempatan untuk mencium hajar aswad. Tapi tentunya para askar akan selalu siap siaga dan dengan tegasnya menyuruh orang tersebut untuk ke belakang mencari shaf shalat. Kalo masih ngeyel juga, askar tidak akan pikir panjang untuk mengambil tindakan tegas. Tapi terkadang, pada saat – saat itu, jamaah yang menggunakan kursi roda diizinkan untuk mencium hajar aswad.


Beberapa tempat yang mustajab untuk berdoa diantaranya :
-          Multazam, tempat diantara hajar aswad dan pintu ka’bah.
-          Hijir Ismail, tempat yang berada di sisi ka’bah yang dibatasi dengan pembatas berbentuk setengah lingkaran.
-          Belakang maqam Ibrahim, yaitu tempat berdirinya Nabi Ibrahim saat membangun Ka’bah bersama anaknya, Nabi Ismail.

Selain tiga tempat tersebut, ada beberapa tempat mustajab lainnya seperti berdoa pada saat sa’i, di bukit shafa atau marwah. Berdoa di multazam dan sekitar maqam Ibrahim tidak sesulit di Hijr Ismail. Karena mayoritas orang beranggapan bahwa tempat tersebut merupakan tempat yang paling mustajab untuk berdoa. Saat berada di Hijr Ismail, disunahkan untuk shalat Sunnah 2 rakaat. Tapi karena banyaknya jamaah yang berdesak-desakkan dan dorong-dorongan, jadi sulit jika ingin shalat. Jika ingin shalat Sunnah di Hijr Ismail, sebaiknya didampingi oleh beberapa orang teman untuk menjaga kita dan menahan dari dorongan jamaah lainnya. 
Kondisi di Hijr Ismail

Cerita yang lebih seru ketika mencium Hajar Aswad. Sebelumnya, apa sih keutamaan hajar aswad sehingga orang-orang berebutan untuk menciumnya? Jadi, ada riwayat yang mengatakan bahwa Hajar Aswad akan menjadi saksi atas orang yang mencium dan menyalaminya dengan ihlas dan benar. Selain itu, doa-doa kita juga akan terkabul. Di sisi lain, menciumnya akan memberikan kepuasan tersendiri karena butuh perjuangan. Pengalamanku sendiri, butuh beberapa kali usaha untuk bisa menciumnya. Pertama kali mencoba hanya dapat memegang logam bingkainya saja. Karena memang fisik kita harus kuat. Tapi setelah tahu triknya, akhirnya berhasil mencium hajar aswad. 

Jamaah berebutan untuk mencium hajar aswad

Jika ingin mencium hajar aswad, lebih baik tidak sendiri.  Kerja sama dengan teman agar bisa saling menjaga dari dorongan-dorongan orang. Janganlah berusaha mencium dari arah depan hajar aswad, tapi cobalah dari sampingnya. Dempetkan badan kita ke ka’bah kemudian berjalanlah menyamping. Jika sudah sampai bisa menggenggam bingkai logamnya hajar aswad, maka tinggal dorongkan saja tubuh kita dengan meminta bantuan teman sehingga orang lain tersingkir dan kita dapat mencium hajar aswad bergantian dengan teman untuk saling melindungi. Untuk keluarnya, tinggal dorongkan saja kaki kita ke dinding ka’bah untuk mementalkan badan kita keluar dari desakan orang-orang. Ya kira-kira begitulah triknya. Jika kurang paham, praktekin aja sendiri langsung pada saat umroh nanti! 

Untuk mencium hajar aswad kita tidak bisa menunggunya sampai sepi. Karena setiap saat selalu saja orang berbondong-bondong berusaha untuk menciumnya. Hanya ketika shalat 5 waktu saja tidak ada yang berebut menciumnya. Setelah selesai salam pada shalat pun orang-orang langsung berloncatan dari shafnya menuju hajar aswad tanpa berzikir dan berdoa dulu. Hadeuh….

Mencium Hajar aswad memang tidak dianjurkan ketika masih dalam tahap umroh. Salah satu larangan umroh adalah memakai wangi-wangian. Sementara hajar aswad dan ka’bah itu wanginya dapat menempel jika dipegang atau bersentuhan. Sehingga dikhawatirkan jika menciumnya saat dalam tahapan umroh, wangi-wangi tersebut akan menempel pada tubuh dan pakaian sehingga dikenakan dam. Hajar aswad dan Kiswah Ka’bah selalu diberikan wewangian ketika menjelang shalat wajib. Para petugas akan mengusapkan minyak wangi pada hajar aswad dan kiswah ka’bah. Jadi hajar aswad itu wangi karena memang selalu diberikan wewangian sesaat sebelum shalat wajib. 


Ziarah Kota Makkah

Tempat – tempat bersejarah yang kita kunjungi diantaranya Jabal Nur, Jabal Tsur, Jabal Rahmah, Arofah, Mina & Muzdalifah.

Tempat yang pertama dikunjungi adalah Jabal Nur, dimana gua hira berada. Di gua inilah Nabi SAW. mendapatkan wahyu untuk pertama kalinya. Guanya kecil yang hanya cukup untuk berdiam satu orang saja. Tapi pada kunjungan kali ini, kami tidak sampai ke guanya, karena harus mendaki gunung terlebih dahulu. 

Jabal Nur

Tempat selanjutnya yaitu Jabal Tsur, tapi kami cuma numpang lewat saja. Di gunung ini dimana Gua Tsur berada, yaitu gua tempat bersembunyinya Nabi SAW.  dan Abu Bakar dari kejaran Kaum Kafir Quraisy.

Selanjutnya adalah Jabal Rahmah. Inilah yang menjadi tempat favorit bagi sepasang kekasih ataupun yang masih single. Gunung ini merupakan tempat bertemunya Nabi Adam dan Hawa untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun dipisahkan, setelah diturunkan ke dunia. Mendaki gunung tersebut kemudian berdoa di puncaknya insyaallah doanya akan terkabul, terlebih lagi berdoa yang berkaitan dengan jodoh dan asmara.
Jabal Rahmah


Tugu puncak
jabal rahmah
Pada saat di jabal rahmah ini aku mengalami kejadian yang buruk. Pada saat naik gunung, ada seorang tukang foto yang secara tiba-tiba mengambil topiku dan menggantinya dengan guthra (penutup kepala pria khas arab) kemudian memaksaku untuk difoto olehnya. Aku sudah curiga, pasti nanti dimintai bayaran. Makanya aku menolaknya. Tapi orang itu memaksa. Yasudah lah, ku turutin aja. Setelah difoto beberapa kali dengan kamera polaroid, aku pun langsung melepas guthra dan pergi. Tapi ternyata orang itu menarik bajuku dan memaksaku untuk bayar fotonya. Tuh kan bener! Ku tanya aja berapa harganya. Ternyata mahal banget!!! Cuma buat 3 lembar foto ukuran 4R aja 50 real. Malah awalnya 100 real. Karena memang tidak mau, yaudah ku tinggalin aja… tapi ternyata orang itu terus mengejar dan menarik bajuku memaksa untuk membayar. Sampai lenganku kena pukul dan jariku dicubit keras olehnya. Aku tetap menolak dan segera meninggalkannya. Akhirnya dia menyerah juga sih… mungkin takut dilihat orang lain. Akupun merasa takut kalo turun lewat jalan yang sama, nanti berurusan sama orang itu lagi. Makanya aku turunnya lewat jalan lain. 

Destinasi selanjutnya adalah Arofah, Mina dan Muzdalifah. Tetapi kami tidak turun dari bus, hanya melewatinya saja sambil dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan tempat tersebut. Tempat-tempat tersebut hanya ramai dikunjungi saat musim haji tiba.

Di Hari terakhir, kami melakukan tawaf wada terlebih dahulu sebelum meninggalkan kota Makkah. Pada tawaf wada’ ini tidak diharuskan menggunakan pakaian ihrom. Kami berangkat meninggalkan kota Makkah menuju Jeddah setelah Ashar. Sebelum ke bandara, kami mampir terlebih dahulu ke Jeddah shopping center di Comiche. Di sana kami diarahkan untuk belanja di Toko Ali Murah. Tidak hanya toko ini saja yang mendeklarasikan dirinya murah, tapi banyak toko – toko lain yang namanya berakhiran dengan kata ‘Murah.’ Sebenarnya ga murah-murah juga sih,,, masih standar lah, ga terlalu mahal. Toko ini menjual beragam jenis barang dan makanan, mulai dari gantungan kunci, minyak wangi,  mainan, pakaian, tas, makanan-makanan khas arab, dan masih banyakk lagi, yang dapat dijadikan sebagai oleh-oleh untuk sanak saudara di Indonesia.

Setelah puas belanja di Toko Ali Murah, kami pergi menuju masjid terapung untuk istirahat sholat makan. Pada waktu itu sudah sekitar jam 9 malam. Saat sudah sampai di masjid tersebut. Ternyata masjidnya sudah tutup. Yah… sayang sekali.. akhirnya kami langsung menuju bandara.


Masjid terapung, biar udah tutup, foto dulu..

Menunggu pesawat di Bandara untuk kembali ke Jakarta sangat cukup lama. Mulai sampe di bandara jam 11 malam, dan pesawatnya take off jam 7 pagi. Itu terjadi karena sempat beberapa kali penundaan jam terbang. Awalnya kami akan take off jam 5, kemudian diundur menjadi jam 6, dan terakhir diundur kembali menjadi jam 7. Tapi meskipun demikian, kami sampai di Jakarta dengan selamat pada jam 22.00 WIB.

Alhamdulillah, Aku bersyukur sebanyak-banyaknya atas kesempatan yang telah diberikan untuk umroh tahun ini. Banyak hikmah dan pelajaran yang ku dapat dari perjalanan ini. Umroh bukanlah sekedar untuk jalan-jalan, tetapi sebagai media untuk menge-charge kembali semangat spiritual kita. Gunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk beribadah mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa serta panjatkanlah doa-doa kita kepada-Nya, karena  banyak tempat-tempat yang mustajab untuk berdoa. 

Kebanyakan orang-orang bilang setelah pulang umroh, pasti ada rasa rindu untuk kembali lagi ke sana. Memang benar, itu pun juga ku rasakan. Semoga aku diberikan kesempatan lagi untuk berkunjung ke sana. Berharap, kunjungan selanjutnya bukan hanya untuk umroh saja, tapi untuk melakukan Ibadah Haji.

Amiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib